HORIZON.ID 16/12/2025 Padang, Sumatra Barat — Bencana hidrometeorologi kembali menorehkan krisis serius di Kota Padang. Akses jalan utama menuju kawasan Batu Busuk terputus total akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu (14/12/2025). Akibatnya, ratusan warga terisolir tanpa jalur evakuasi dan akses bantuan yang memadai.
Putusnya jalan penghubung satu-satunya membuat Batu Busuk praktis terkunci dari dunia luar. Kendaraan tidak dapat melintas, distribusi logistik terhenti, dan layanan darurat kesulitan menjangkau warga.
Situasi ini menempatkan masyarakat dalam kondisi rawan bencana berlapis—banjir, longsor, serta potensi korban jiwa jika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.
“Kami benar-benar terisolir. Tidak ada jalan lain. Warga masih bertahan di rumah meski banjir susulan sering terjadi,” kata seorang warga Batu Busuk dengan nada cemas.
Bagi warga setempat, hujan tak lagi sekadar cuaca. Setiap tetes hujan menjadi tanda bahaya. Tanah yang labil, badan jalan yang tergerus, dan aliran air yang tak terkendali memperbesar risiko longsor susulan.
Warga mengaku hidup dalam ketakutan, terutama saat malam hari. Tidak ada jaminan keselamatan, tidak ada jalur penyelamatan.
Kondisi ini paling mengancam anak-anak, lansia, dan kelompok rentan, yang kesulitan berpindah tempat jika situasi darurat terjadi secara mendadak.
Hingga kini, belum ada kepastian kapan akses jalan akan dipulihkan atau jalur alternatif dibuka. Warga menilai penanganan masih bersifat darurat dan belum menyentuh akar persoalan, yakni ketahanan infrastruktur di wilayah rawan bencana.
Pengamat kebencanaan menilai, kejadian di Batu Busuk adalah cermin lemahnya kesiapan infrastruktur menghadapi cuaca ekstrem, yang kini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
“Jika tidak segera ditangani secara permanen, kejadian serupa akan terus berulang dan menempatkan warga dalam risiko yang sama,” ujar salah satu pemerhati kebencanaan di Sumatra Barat.
Warga mendesak pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat untuk segera turun tangan secara serius. Tidak hanya dengan bantuan sementara, tetapi pembangunan ulang jalan dengan standar mitigasi bencana, normalisasi aliran air, serta sistem peringatan dini.
Batu Busuk bukan sekadar kasus jalan rusak. Ini adalah persoalan keselamatan warga negara.
Selama akses belum pulih dan cuaca ekstrem terus mengintai, Batu Busuk berada di garis depan krisis kemanusiaan yang bisa memburuk sewaktu-waktu.












